![]() |
| Syamsir Rajo Lelo |
Setiap manusia memang diberikan
kelebihan masing-masing oleh Allah SWT, tergantung bagaimana manusia
menyikapi kelebihan yang ia miliki serta memanfaatkannya untuk jalan
kebaikan. Disadari atau tidak, kelebihan yang dimiliki kerap membuat
manusia menjadi semakin dekat dengan sang khalik. Namun tak jarang juga
orang-orang menjadi buta karenanya.
Ialah Syamsir Rajo Lelo atau yang akrap
disapa Pak Lelo, seorang kakek yang memiliki bakat yang bisa dikatakan
langka, yakni kemampuannya dalam menangkap harimau. Bakat ini memang
telah ia miliki saat masih muda. “mamak ambo dulunyo memang alah manangkok harimau juo, tu ambo mulai baraja-raja pulo”, ungkapnya.
Kemampuan ini tidak semata-mata
diperoleh begitu saja, dengan pengajian rutin, ibadah yang cukup serta
berbagai ritual yang harus beliau jalani hingga bisa menjadi sosok
pawang harimau seperti sekarang. Hingga saat ini jumlah harimau yang
berhasil beliau tangkap sebanyak 27 ekor. Harimau tersebut kemudian
diserahkan kepada pemerintah untuk dipelihara di kebun binatang. Ini
tentu bukan jumlah yang sedikit bagi kakek kelahiran tahun 1937.
Tak tanggung-tanggung beliau pernah
mendapatkan penghargaan dari SBKSDA (Sub Balai Konservasi Sumber Daya
Alam) Sumatera Barat atas kesadarannya berperan aktif dalam penyelamatan
Satwa liat yang dilindungi oleh undang-undang pada tanggal 1 Februari
1995. Penghargaan ini tentunya menjadi suatu bentuk pengakuan atas bakat
yang ia miliki. “Manangkok harimau tu susah-susah gampang, ambo
acok manangkok di kampuang ambo, Batu busuak, tapi pernah juo dibaok
urang ka Sungai Bangek jo Pasisia” ujar kakek beranak 11 ini.
Menurut beliau, tak sembarang harimau
yang bisa ditangkap. Hanya harimau yang mengganggu ketenangan masyarakat
dan yang berbuat salah seperti memakan ternak warga saja yang bisa
ditangkap. memasang umpan pun tak sembarangan. Seekor kambing dimasukkan
kedalam perangkap khusus yang dipasang saat pagi atau malam hari,
kemudian dibacakan doa-doa khusus serta pantun yang memanggil harimau
tersebut hingga terperangkap. Pantunnya berbunyi seperti ini :
Kok Tidak landang jo Landi
Dimano kiambang Diam
Kok indak utang dibayia
Dimano dagang ka diam
Pantun ini benar-benar mengisyaratkan bahwa kesalahan yang dilakukan oleh harimau memang dibayar dengan nyawanya sendiri. “kalaupun
harimau tu indak masuak parangkok, ujuang-ujunganyo harimau tu mati juo
dek indak makan, pangana nyo alah ka kambiang yang jadi umpan tu.”tambahnya lagi.
Beliau pun punya pengalaman menarik saat
berada di hutan. Saat tersesat, maka beliau cukup membakar kumayan atau
rokok, kemudian menanyakan arah yang benar, maka dengan isyarat
tertentu harimau (inyiak) ini akan memberikan petunjuk atas
izin Allah SWT. Beliau juga pernah diselamatkan oleh harimau saat ada
pohon yang tumbang di pondok yang ia singgahi. Harimau juga kerap
memberikan simbol-simbol tertentu di hutan, seperti memberi garis
cakaran kuku menyilang ditanah dan banyak ranting atau daun disekitar
tanda tersebut, maka berarti didaerah tersebut sang harimau tengah
berburu.
“sabananyo harimau tu mamantau awak
katiko dihutan, asalkan pantangannyo indak dilanggar insyallah awak aman
dihutan. Apo pantangannyo? Antaro lain indak buliah baok pariuak
karaia, mangapiang puntuang, karaia tagak apolai bagi yang laki-laki,
mangalatiakan aia cucian, dan yang paliang penting, indak takabua”, nasehatnya.
Saat banjir bandang yang melanda daerah Batu Busuak, Limau manis dan Gurun Laweh, beliau justru diberi isyarat oleh harimau. “malam
tu kan hujan labek, ambo bagolek-golek di dalam, tu taranga suaro
harimau tu mangaum, tapi indak ambo cikaroi, kamudian pintu rumah ambo
ko dibukaknyo, barulah ambo mangarati kalau inyiak (harimau) datang.
Ambo mancaliak dari jajak kakinyo yang lakek di laman rumah. Sasudah tu
baru ado urang nan manyorakkan kalau kampuang ambo kanai galodo”, ujarnya.
Sesungguhnya Allah telah memberikan
kemampuan kepada hewan dan tumbuhan untuk memberikan tanda-tanda kepada
manusia. Inilah yang beliau rasakan. Semakin banyak pengalaman hidupnya,
makin dekat pula ia dengan tuhannya.
Sosok agamis pun telah terpancar dari
wajahnya, tak salah karena sejak masih muda beliau merupakan guru
mengaji di kampungnya, Batu Busuak kecamatan Pauh Padang. Bertahun-tahun
ia mengabdi sebagai guru mengaji, dan setelah menikah pun dan pindah ke
daerah ulu gadut, belakang RSJ. Sa`anin, beliau masih menyiarkan agama
Allah.
Disamping itu namanya juga cukup
terkenal di masyarakat karena beliau juga memiliki kemampuan dalam hal
pijat-memijat. Telah banyak pasien yang datang kerumahnya untuk berobat,
mulai dari warga kota Padang hingga dari luar daerah. Atas izin Allah
Beliau mampu mengobati orang yang salah urat hingga patah tulang. Dari
balita hingga tua renta. Laki-laki maupun wanita. Penyakit fisik maupun
magic. Hebatnya lagi, sebahagian dari pendapatannya ia kumpulkan untuk
membangun sebuah surau, tepat dibelakang rumahnya. Surau Al-Mu`minin,
begitulah namanya. Surau yang sengaja ia peruntukkan bagi masyarakat
sekitar agar lebih dekat dengan Allah SWT dan juga bagi pasien yang
ingin melaksanakan ibadah sholat. Sungguh luar biasa sosok yang satu
ini.









0 comment:
Posting Komentar